Syeikh Abdurrazaq Ulama dari kota Madinah
Jakarta – Dalam sebuah majelis ilmu yang diadakan di Masjid Istiqlal, Jakarta, ulama terkemuka asal Madinah, Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya menjaga stabilitas keamanan negara. Menurut beliau, keamanan adalah nikmat agung yang harus dijaga oleh seluruh elemen masyarakat, karena tanpa keamanan, ibadah dan aktivitas kehidupan akan terganggu.
Beliau menekankan bahwa keamanan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama seluruh rakyat. Berikut adalah pilar-pilar penting yang beliau sampaikan:
Prof. Abdurrazzaq menjelaskan bahwa rasa aman adalah karunia Allah. Karenanya, setiap muslim harus senantiasa memohon kepada Allah agar negeri ini diberi keamanan. Dalam Al-Qur’an, Allah menyinggung pentingnya rasa aman sebagai salah satu nikmat terbesar yang harus disyukuri.
Beliau mengingatkan, “Barang siapa yang menginginkan rasa aman untuk dirinya, masyarakatnya, dan negaranya, maka hendaklah ia membenahi imannya.” Keamanan tidak akan tercapai jika iman rapuh. Semakin kuat iman, semakin besar rasa aman dalam sebuah negeri.
Menurut beliau, salah satu ancaman besar bagi keamanan adalah fitnah – baik fitnah perpecahan, adu domba, maupun provokasi. Jangan ikut menyebarkan fitnah atau terpancing provokasi, apalagi melalui media sosial. Saat fitnah terjadi, bersikap tenang, jangan terburu-buru, dan kembalikan persoalan kepada para ulama yang kokoh ilmunya.
Prof. Abdurrazzaq mengingatkan agar berhati-hati terhadap pengaruh media sosial yang bisa memicu kekacauan. Banyak orang ikut menyebarkan berita bohong tanpa verifikasi. Lebih baik menjadi pengikut dalam kebaikan daripada pemimpin dalam keburukan.
Beliau menegaskan bahwa keamanan membutuhkan kepemimpinan dan persatuan. Persatuan tidak akan terwujud tanpa ketaatan kepada pemimpin, dan pemimpin tidak akan ditaati jika tidak menegakkan keadilan. Oleh karena itu:
Menasehati pemimpin adalah kewajiban, tapi harus dengan cara yang syar’i.
Mendoakan pemimpin adalah bentuk nasihat terbaik. Sebagaimana kata Fudhail bin ‘Iyadh, “Seandainya aku punya doa yang pasti dikabulkan, aku akan berikan untuk pemimpin.”
Salah satu pilar terpenting adalah mensyukuri nikmat keamanan. Jika nikmat ini tidak disyukuri, Allah bisa mencabutnya, sebagaimana kisah negeri Saba’ dalam Al-Qur’an. Sebaliknya, jika kita bersyukur, Allah akan menambah nikmat tersebut.
Beliau mengingatkan bahwa manusia ada dua jenis:
Pembuka pintu kebaikan, yang menyebarkan kedamaian dan persatuan.
Pembuka pintu keburukan, yang memicu perpecahan dan fitnah.
Beliau menasihati, “Lebih baik engkau menjadi pengikut dalam kebaikan daripada menjadi pemimpin dalam keburukan.”
Kesimpulan
Pesan Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr ini sangat relevan dengan kondisi Negara Indonesia saat ini, di mana fitnah dan provokasi begitu mudah tersebar. Keamanan adalah pondasi kehidupan. Tanpa keamanan, tidak ada ibadah, pendidikan, atau ekonomi yang berjalan baik. Oleh karena itu:
- Jaga iman.
- Hindari fitnah.
- Doakan pemimpin.
- Bersyukur atas nikmat keamanan.
Semoga Allah menjaga negeri kita dan seluruh kaum muslimin dari kekacauan serta memberi kita keamanan dan kedamaian. Aamiin.