INFO PASAMAN BARAT - Pasaman Barat berhasil menekan angka stunting secara signifikan. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2024, prevalensi stunting di Pasbar turun menjadi 26,6 persen dari sebelumnya 29,7 persen pada 2023. Artinya, ada penurunan sebesar 3,1 persen hanya dalam setahun.
Capaian tersebut disampaikan Wakil Bupati Pasaman Barat, M. Ihpan, saat membuka Pertemuan Advokasi Penurunan Stunting bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan Poltekkes Kemenkes RI Padang di Auditorium Kantor Bupati Pasbar, Rabu (24/9/2025).
“Berdasarkan aplikasi EPPGMB Februari 2025, angka stunting di Pasbar sudah berada di angka 13,2 persen. Ini lebih rendah dari target nasional 2025 yang dipatok sebesar 18 persen,” ungkap Ihpan yang juga menjabat Ketua Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S) Pasbar.
Pertemuan tersebut menghadirkan perwakilan Dinas Kesehatan Sumbar, Dinas Kesehatan Pasbar, TP PKK, kepala OPD, serta lintas sektor lainnya. Fokus pembahasan adalah intervensi gizi untuk balita usia 6–23 bulan, ibu hamil, remaja putri, hingga peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan kader posyandu.
Program pencegahan stunting ini dilakukan melalui pendekatan multisektor, mulai dari pemberian makanan tambahan, penguatan imunisasi untuk mencegah penyakit infeksi, hingga edukasi kesehatan di masyarakat.
Perwakilan Kemenkes RI, Muhammad Fauzi, menegaskan pemerintah pusat terus mendorong percepatan penurunan stunting melalui keterlibatan 38 Poltekkes di seluruh Indonesia. Mahasiswa dan dosen diturunkan langsung ke masyarakat untuk memberi edukasi gizi dan kesehatan.
“Mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena itu, Poltekkes bersama Kemenkes berkomitmen menekan angka stunting, khususnya di Pasbar,” tegas Fauzi.
Wabup Ihpan berharap, melalui kolaborasi ini, Pasbar dapat mencapai target lebih cepat dan memberi dampak nyata terhadap kesehatan generasi mendatang.
