INFO PASAMAN BARAT - SMP Tahfizh Al-Qur’an (SMPTQ) An-Naajiya dinilai sebagai pelopor pendidikan berbasis Tahfiz Quran serta pendidikan karakter yang mampu menjadi benteng generasi muda dari gempuran zaman. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman Barat, Dr. Adrianto, S.Ag., M.Pd., saat memberikan sambutan dalam Haflah Akhirussanah dan Wisuda Tahfizh SMPTQ An-Naajiya, Minggu (1/6/2025).
Dalam acara yang digelar di Auditorium Kantor Bupati Pasaman Barat itu, Dr. Adrianto menyampaikan apresiasi mendalam kepada Yayasan An-Naajiya atas kontribusinya dalam pendidikan tahfiz Qur'an serta membentuk karakter siswa.
“Saya merasa bangga berdiri di hadapan Bapak dan Ibu sekalian. Anak-anak kita yang diwisuda hari ini bukan hanya cerdas, tapi juga penghafal Al-Qur’an. Menitipkan anak di An-Naajiya, saya kira 70 persen tanggung jawab orang tua sudah tertunaikan,” ungkapnya.
An-Naajiya Diharapkan Hadir di wilayah utara Pasaman Barat
Melihat antusiasme masyarakat dan pentingnya pendidikan agama di era modern, Dr. Adrianto mengusulkan agar Yayasan An-Naajiya memperluas jangkauannya ke wilayah utara Pasaman Barat, seperti Ujung Gading dan sekitarnya.
“An-Naajiya ini seperti air di gurun pasir, menyejukkan di tengah kehausan spiritual masyarakat. Kami berharap sekolah serupa bisa hadir di wilayah utara, karena masyarakat sangat membutuhkan,” ujarnya.
Tanggapan terhadap Krisis Moral Generasi Muda
Dalam pidatonya, Kadisdik juga menyoroti tantangan serius yang dihadapi generasi muda, mulai dari krisis identitas hingga degradasi moral. Ia menilai, pendidikan agama menjadi solusi utama atas fenomena sosial yang mengkhawatirkan.
“Kita sering mendengar berita anak membunuh ibunya atau menganiaya orang tuanya. Ini menunjukkan betapa pentingnya pembinaan akhlak sejak dini,” tegasnya.
Masa Pancaroba: Tantangan Psikologis Anak Usia SMP
Anak-anak usia SMP, menurut Dr. Adrianto, berada dalam masa pencarian jati diri yang sangat rawan. Ia menekankan perlunya pendekatan yang tepat oleh guru dan orang tua untuk mendampingi mereka secara emosional dan spiritual.
“Tidak ada anak yang nakal atau bodoh. Yang ada hanyalah pendekatan yang belum tepat. Inilah tantangan bagi guru dan orang tua,” ujarnya.
Kebijakan Nasional Kembali ke Akar Karakter
Dr. Adrianto juga menyampaikan bahwa di bawah kepemimpinan Menteri Pendidikan Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., pendidikan karakter kembali menjadi prioritas nasional. Sebagai alumni Pendidikan Agama Islam, Prof. Mu’ti membawa arah kebijakan yang lebih selaras dengan nilai-nilai Islam.
“Alhamdulillah, pendidikan karakter kini menjadi arus utama. Ini momen tepat untuk memperkuat kolaborasi dengan Kementerian Agama,” tuturnya.
Dukung Lulusan Lanjutkan Pendidikan ke SMA An-Naajiya
Mengakhiri pidatonya, Kadisdik mengajak orang tua untuk tidak berhenti pada tingkat SMP, namun melanjutkan pendidikan anak-anak mereka ke jenjang SMA yang berada di bawah Yayasan An-Naajiya.
“Saya dengar langsung dari Ustaz Desman bahwa saat ini sudah ada pengajar bahasa Arab dan Tahfiz berasal dari Mesir. Bahkan di ma’had wajib berbahasa Arab. Ini luar biasa!” ungkapnya.
Pendidikan Agama adalah Investasi Seumur Hidup
Menurutnya, lulusan sekolah agama memiliki keunggulan tersendiri dalam kehidupan. Mereka bisa menjadi imam, muadzin, dan lebih siap menghadapi kehidupan karena memiliki bekal spiritual yang kuat.
“Kalau anak kita tersesat, tak punya uang, datang ke masjid, adzan, dan Anda akan selamat. Itu kelebihan lulusan sekolah agama,” pungkasnya.
Yayasan An-Naajiya: Jihad Pendidikan Tanpa Orientasi Komersial
Dr. Adrianto meyakini bahwa Yayasan An-Naajiya berdiri bukan untuk meraih keuntungan finansial, melainkan sebagai bentuk jihad pendidikan demi masa depan generasi.
“Jihad yang paling mulia hari ini bukan mengangkat senjata, tapi melalui pendidikan. Kita doakan yayasan ini terus berkibar demi mencetak generasi Qur’ani,” tutupnya.